Virus Zika telah melahirkan lebih dari 2,500 bayi yang memiliki otak kecil. Kabar buruknya dinyatakan oleh WHO bahwa dari laporan,...
Virus Zika telah melahirkan lebih dari 2,500 bayi yang memiliki otak kecil. Kabar buruknya dinyatakan oleh WHO bahwa dari laporan, yang terjangkit virus Zika sudah lebih dari 84.000 kasus, dan kemungkinan tanpa terdetaksi sudah menjangkiti sekitar empat juta orang dewasa! Dan kabar paling buruknya dari WHO adalah, mungkin tidak ada vaksin untuk Zika beberapa tahun ke depan! (W.H.O.)
Anehnya sebagian dokter masih menganggap bahwa virus Zika tak sebahaya virus Demam Berdarah. Padahal efek Demam Berdarah dan Zika jelas berbeda, pada Demam Berdarah pasien dapat disembuhkan atau mati, sedangkan pada Zika walaupun pasien dapat disembuhkan tapi keturunannya berotak kecil. Pilih mana? Sembuh dari penyakit dan memiliki anak normal, atau sembuh dari penyakit tapi memiliki anak-anak berotak kecil?
Negara mana saja yang telah terkena Zika? Barbados, Bolivia, Brazil, Cape Verde, Colombia, Dominika, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, Samoa dan Amerika Serikat.Sangat sulit untuk mendeteksi virus Zika Brasil karena gejalanya sangat umum, bahkan sering tanpa gejala apapun. Generasi manusia kian terancam.
dalam kenyataanya virus zika tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
Anehnya sebagian dokter masih menganggap bahwa virus Zika tak sebahaya virus Demam Berdarah. Padahal efek Demam Berdarah dan Zika jelas berbeda, pada Demam Berdarah pasien dapat disembuhkan atau mati, sedangkan pada Zika walaupun pasien dapat disembuhkan tapi keturunannya berotak kecil. Pilih mana? Sembuh dari penyakit dan memiliki anak normal, atau sembuh dari penyakit tapi memiliki anak-anak berotak kecil?
Demam Zika disebarkan oleh virus gigitan nyamuk dari Afrika, Aedes aegypti, nyamuk yang juga menjadi penyebab banyak penyakit lainnya seperti chikungunya, demam berdarah dan penyakit kuning.
Virus zika dapat berkembang biak jauh lebih cepat di daerah-daerah yang beriklim tropis
Virus Zika kemudian terdeteksi di negara Brasil pada April 2015 lalu dan telah dengan cepat menyebar ke hampir 18 negara bagian di Brasil. Demam Zika akibat Virus Zika atau Zika Virus (ZIKV) juga bertanggungjawab atas terhambatnya pertumbuhan otak janin di Brasil.
Ibu hamil harus waspada karena sudah terbukti bahwa Zika mampu menembus cairan ketuban. “Infeksi pada janin bukan hal yang baru. Tapi, infeksi Zika pada janin baru sekarang ini terjadi, ” kata Dr. Lyle Petersen, direktur CDC’s Division of Vector-Borne Diseases.
Menurut CDC, ada juga kasus penularan virus selama persalinan, transfusi darah, paparan laboratorium dan kontak biologis.
Negara mana saja yang telah terkena Zika? Barbados, Bolivia, Brazil, Cape Verde, Colombia, Dominika, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, Samoa dan Amerika Serikat.Sangat sulit untuk mendeteksi virus Zika Brasil karena gejalanya sangat umum, bahkan sering tanpa gejala apapun. Generasi manusia kian terancam.
Beberapa pengamat memperkirakan bahwa virus ini dibawa orang saat digelarnya Piala Dunia Sepakbola pada tahun 2014 lalu di Brasil. Menurut CDC, kasus di Amerika terjadi dari penduduk yang pergi ke Amerika Latin dan tertular di sana.
Pernyataan itulah yang selama ini disebarluaskan mainstream media walau hanyalah sebuah dugaan tanpa bukti, lalu virus ini kemudian menyebar ke Brasil. Tapi apakah benar demikian?
Virus Zika di Brasil dari varian virus Zika di Afrika
Walaupun memiliki gejala yang hampir sama, namun Virus Zika yang menyebar di Brasil ternyata tidak sama persis dengan virus Zika di Afrika. Virus Zika di Brasil adalah hasil rekayasa genetik atau transgenetik dengan nama kode virus: ATTC®VR-84™.
Zika Virus dengan kode ATTC®VR-84™ memperlihatkan lambang ® adalah kode “Registered” (telah diregistrasi) dan lambang ™ adalah kode “Trade Marked” (merk dagang). Jadi jelas bahwa virus ini adalah hasil rekayasa dan juga virus varian.
Virus Zika masuk dalam klasifikasi Flaviviridae atau Flavivirus. Proyek transgenetik ini didanai oleh J. Casals dan Rockefeller Foundation sejak tahun 1947 lalu.
Sumber virus ini menggunakan virus alam dari daerah hutan hujan Zika di daerah Entebbe di Uganda, oleh kerananya virus ini dinamai “Zika”, adalah nama sebuah wilayah di Uganda.
Virus hasil rekayasa genetik ini berasal dari darah monyet di hutan tropis Zika, Uganda yang telah terkena virus ini dan kemudian dilakukan experimental forest sentinel rhesus monkey pada tahun 1947 di Zika, Uganda. Adanya virus Zika adalah referensi sejak tahun 1952 oleh Dick GW. Trans. R Soc. Trop. Med. Hyg. 46: 509, 1952.
Sementara itu nyamuk yang menulari virus Zika juga hasil modifikasi transgenetik atauGenetically Modified Mosquito’s (GMMs), yaitu nyamuk Aedes aegypti yang diberi kode:OX513A Aedes aegypti.
dalam kenyataanya virus zika tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
Nyamuk transgenik bisa jadi penyebab wabah Zika
Pada pertengahan 2012 lalu, perusahaan bioteknologi Inggris Oxitec (Oxford Insect Technologies) melakukan sebuah rekayasa genetika atau transgenetika dilakukan para ilmuwan kepada nyamuk Aedes aegypti.
Mereka membuat “bug super” atau “nyamuk canggih” dengan tujuan untuk mengurangi populasi nyamuk secara keseluruhan yang dapat menyebarkan demam berdarah dan chikungunya di timur laut Brasil.
Tujuan awal program modifikasi genetik (genetically modified) atau GM oleh Oxitecadalah untuk melepaskan hanya nyamuk Aedes jantan ke alam liar dan mereka pada gilirannya akan menghasilkan keturunan dengan virus mereka lalu menyebarkan dan menurunkan kepada nyamuk-nyamuk perempuan, begitu seterusnya.
Maka anak-anak dari nyamuk ini kemudian akan mati muda sebelum usia berkembang biak karena coding GM dalam gen mereka, dengan catatan: asalkan antibiotik tetrasiklin tidak ada, yang akan membuat ulang DNA pada nyamuk GM atau rekayasa genetikOX513A Aedes aegypti ini.
Lagi pula sebelum pelepasan ini, tidak meneliti lebih jauh akan adanya efek samping dari hasil rekayasa transgenetika atau genetically-modified mosquitoes (GMMs) ini.
Tapi ternyata benar! Hasilnya tak memuaskan, karena sudah ada tingkat kelangsungan hidup dari nyamuk yang selamat hingga lima persen pada nyamuk GMMs ini walaupun tanpa kehadiran tetrasiklin!
Antibiotik ini, yang sering digunakan untuk mengobati jerawat remaja, dapat ditemukan di alam juga, muncul di tanah, permukaan air dan makanan, dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup nyamuk GMMk berpotensi meningkat menjadi 15 persen.
Oleh karenanya, nyamuk sub-spesies buatan manusia ini dianggap oleh sebagian kritisi memang sebagai penyebab virus Zika di Brasil.
Rekayasa transgenetik GMO atau Genetically Modified Organism (modifikasi organisme secara genetika) terhadap nyamuk Aedes aegypti, bisa jadi sebagai salah satu penyebabnya, ujar mereka.
Untuk kedua kalinya dilepas lagi sub-spesies nyamuk transgenetik baru ke alam liar, untuk memerangi virus Zika!
Dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus Zika, anak perusahaan Oxitec penyebar nyamuk GMM, dan lagi lagi asal Inggris, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris bernama Intrexon (anak perusahaan Oxitec) telah bermitra dengan pemerintah Brasil untuk memperkenalkan jenis nyamuk steril hasil rekayasa genetika lainnya.
Nyamuk jenis steril ini dilepas ke alam liar untuk dapat mengurangi populasi nyamuk GMMs untuk menurunkan ancaman virus Zika yang terus menyebar ke manusia.
Untuk menghentikan penyebaran virus Zika,Intrexon, perusahaan berbasis di Oxford Inggris, mengumumkan sebuah kolaborasi khusus dengan otoritas kota Brasil yang bertujuan untuk membasmi penyebaran populasi nyamuk di daerah wabah.
Pada tahun 2015 lalu, Brasil telah melaporkan ada lebih dari 84.000 kasus virus Zika. Proyek’ yang bernama “The ‘Friendly Aedes aegypti Project” yang dilakukan oleh anak perusahaan Oxitec itu bertujuan untuk mengatasi virus menyebar di kota Piracicaba, berdasarkan keberhasilan langkah-langkah pencegahan sebelumnya yang diperkenalkan di Amerika Tengah dan Selatan.
Dalam pernyataannya, perusahaan itu mengklaim:
“Setelah berhasil mengendalikan populasi nyamuk Ae. aegypti, vektor utama untuk demam berdarah, chikungunya dan Zika sebagai wabah virus di seluruh dunia … Oxitec memulai fasilitas produksi nyamuk baru di Piracicaba yang akan memiliki kapasitas untuk melindungi lebih dari 300.000 orang, “kata perusahaan itu dalam sebuah siaran pers.
Tugas mereka adalah memperkenalkan nyamuk hasil rekayasa genetika steril ke daerah penuh nyamuk untuk mengekang populasi mereka, dan mencegah penyakit dari penyebarannya
Di kota Piracicaba yang merupakan rumah bagi 300.000 orang, proyek ini akan dijalankan di daerah dengan populasi sekitar 35,000-60,000 warga di pusat kota itu.
Mereka telah memperkenalkan nyamuk jantan yang dimodifikasi secara genetik dan akan mencari nyamuk betina di alam liar untuk kawin dengan mereka. Hasil kawin tersebut akan mengakibatkan tidak adanya keturunan, dan pada akhirnya akan mengurangi seluruh populasi nyamuk di daerah itu secara drastis dan dapat mengurangi ancaman nyamuk terhadap manusia.
“Sebagai sumber utama infeksi vektor yang paling cepat berkembang di dunia seperti Demam Berdarah, serta semakin menantang untuk virus Zika ini, maka mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti adalah pertahanan terbaik terhadap penyakit serius yang tidak ada obatnya ini,” kata CEO Oxitec, Hadyn Parry.
Perusahaan Oxitec sebelumnya menguji coba pada populasi nyamuk yang dimulai pada April 2015 lalu setelah Komite Keamanan Hayati Nasional Brasil (Brazil’s National Biosafety Committee / CTNBio) memberi lampu hijau bagi perusahaan Inggris itu untuk melepaskan serangga tersebut ke alam liar mereka.
“Pada akhir tahun 2015 lalu, hasil sudah menunjukkan adanya penurunan larva nyamuk liar hingga 82 persen. Khasiat uji dari Oxitec dilakukan di Brazil, Panama dan Kepulauan Cayman, semua menghasilkan penekanan lebih besar dari 90 persen dari populasi liar Ae. aegypti – suatu tingkat kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya, ” kata pernyataan itu.
Tapi lagi-lagi merreka belum mempelajari penelitian mendalam, apakah efek ini akan terus berlangsung selamanya, atau akankah ada nyamuk yang dapat bermutasi dan berhasil mengubah gen DNA mereka? Mirip nyamuk GMMs pertamanya.
Bukti-bukti keterkaitan GMMs dan Zika, atau hanya kebetulan?
Ketika para ahli kesehatan internasional mengadakan pertemuan di Jenewa untuk membahas wabah dan kemungkinan obat untuk virus Zika, dan timbul pertanyaan yang diangkat pada forum itu, apakah GMMs yang harus disalahkan?
Pada saat itu, memang telah muncul keprihatinan mengenai pelepasan nyamuk GMMs ke alam liar, tanpa studi lebih lanjut terhadap kemungkinan efek samping yang terjadi kelak.
“Ini adalah pendekatan eksperimental yang belum pernah tercatat berhasil sebelumnya, dan dapat menyebabkan kemungkinan yang lebih berbahaya daripada kebaikannya,” Dr Helen Wallace, direktur GeneWatch mengatakan kepada Guardian pada tahun 2012 lalu.
Kasus pertama Zika pada manusia dilaporkan di negara Brasil pada Mei 2016 lalu, hingga awal tahun 2016 sudah ada 1,5 juta orang berpikir bahwa mereka terkena virus Zika yang dirilis oleh perusahan Oxitec.
Ada dua bukti, bahwa virus Zika bisa jadi memang berasal dari nyamuk hasil transgenetika:
1. Lokasi pertama kali terjadi
Ternyata, para kritikus pun memperhatikan, bahwa penyakit demam Zika pertama kali menyebar di Brasil, adalah pada daerah yang sama, dimana pada tahun 2015 lalu, nyamuk GMMs akhirnya dilepaskan ke alam bebas!
2. Nyamuk yang identik
Ternyata, sub-spesies buatan manusia dari nyamuk Aedes aegypti yang membawakedua virus Zika dan dengue itu, adalah dari jenis yang sangat-sangat mirip dengan nyamuk GMMs yang telah dilepaskan ke alam liar oleh perusahaan Oxitec tersebut!
Dari kedua bukti diatas itu nyata adanya. Ataukah hanya kebetulan saja? Sementara itu nyamuk yang menulari virus Zika juga hasil modifikasi transgenetik atau Genetically Modified Mosquito’s (GMMs), yaitu nyamuk Aedes aegypti yang diberi kode: OX513AAedes aegypti, yang disebut sebagai “kill switch gene”.
Sejak mewabah, sudah ada lebih dari 4.000 kasus bayi yang lahir dengan microcephaly di seantero Brasil, dan jika tak dapat dicegah maka kedepannya dipastikan akan meningkat dan meluas.
Jika meluas, maka virus Zika akan terbawa oleh traveller keluar dari Brasil ke seluruh dunia terutama di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Mengingat virus ini tersebar dari nyamuk, maka semua orang pasti pernah digigit nyamuk, termasuk pria.
Walau tak langsung terlihat efeknya, namun bisa jadi virus itu mendekam secara senyap di dalam tubuh inangnya, untuk dapat terus menyebar dan menyebar melalui nyamuk, terutama di daerah negara-negara tropis.
Kalau nyamuk hanya dapat hidup di daerah tropis dan menyerang kawasan negara-negara tropis hingga sebagaian sub tropis, maka wilayah diluar itu nyamuk tak dapat hidup.
Lalu timbul pertanyaan, apakah sang pembuat nyamuk transgenetika GMMs itu didanai oleh sekelompok orang yang berada di negara-negara yang berada di luar target wilayah tersebut? Khususnya Inggris yang mana tempat kedua perusahaan pencetus ide ini yaitu perusahaan Oxitec dan Intrexon berada.
Para kritikus Oxitec juga menyatakan, dengan tidak adanya studi potensial terhadap efek “knock-on” oleh nyamuk yang ternyata dapat bermutasi ini, bahwa mungkin nyamuk GMMs yang berhasil selamat bisa berkembang biak di alam liar dengan mutasi gen lainnya yang tidak diketahui, dan telah terjadi pada nyamuk GMMs yang pada gilirannya dapat memperburuk penyebaran virus Zika.
Namun saran untuk melakukan studi lanjutan terhadap nyamuk GMMs yang dirilis para kritikus kepada Oxitec untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak pernah dijawab.
Dan dibalik semuanya ini, ada pula keuntungan lainnya, yaitu penjualan peralatan pendukungnya oleh perusahaan perangkat medis, perusahaan farmasi dan perusahaan kimia serta adanya keuntungan trilyunan dollar di dalamnya.
Sementara, cara membuat skenario makhluk baru ala Jurassic Park ini bisa saja memang disengaja, seperti serial TV Inggris “Utopia” yang menunjukkan bahwa hal itu bisa menjadi rencana yang disengaja, untuk mengurangi populasi global.
Perlu diingatkan kembali bahwa pengontrolan jumlah populasi atau agenda depopulasi dunia atau pengurangan penduduk dunia yang saat ini sebesar 7 miliyard orang sudah dimulai melalui Agenda 21, oleh segelintir manusia yang hanya 1% dari 99% dibawah naungan beberapa perkumpulan rahasia yang berkoalisi.
Jika dilihat dari peta penyebaran nyamuk di dunia, maka yang terkena terutama adalah negara-negara tropis. Dari seluruh jumlah penduduk di wilayah tersebut, maka dapat dikomulatifkan bahwa depopulasi pengurangan penduduk yang diincar berkisar 2,5 milyar orang.
Walau virus Zika tak selalu mematikan, namun membuat keturunan-keturunan manusia jadi terkena radang otak, kepalanya tak sempurna dan daya pikirnya menurun, yang membuat otak janin mereka menjadi kecil tak sempurna.
Jadi walau tak mematikan secara langsung, tetap saja sama dengan depopulasi dunia secara tak langsung.
Kelompok-kelompok rahasia ini memang berencana ingin menguasai dunia dengan cara apapun, bahkan playing God dengan membuat spesies baru, agar semua manusia dapat di kontrol dalam ‘orde baru’ mereka dibawah satu komando, the New World Order.
Pada tanggal 1 Februari 2016 dari kota Geneva di Swiss, akhirnya Badan Kesehatan Dunia atau WHO melalui juru bicaranya, Dr. Margareth Chan, menyatakan bahwa penyebaran virus Zika yang sangat cepat ini adalah ancaman global!
Virus yang tengah diteliti oleh 80 pakar kesehatan dunia ini secara resmi ditetapkan bahwa wabah Zika adalah sebagai Darurat Kesehatan Internasional, “WHO declared: Zika is an International Emergency!”. Penyebaran virus Zika ini juga membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendirikan Unit Reaksi Zika Internasional. (by: IndoCropCircles, ©2016).
The Aedes aegypti mosquito sub-species that carries both the Zika virus and dengue is the very type Oxitec targeted with its GMMs, and Zika Outbreak Epicenter in same area where GM Mosquitoes were released in 2015, what a coincidence!
Pustaka:
- wikipedia, Zika virus
- wikipedia, Zika fever
- wikipedia, Zika Forest
- wikipedia, Zika virus outbreak in the Americas (2015–present)
- wikipedia, Aedes aegypti, genetic modification
- atcc.org,ATCC®VR-84™
- wikipedia, Flaviviridae
- wikipedia, Flavivirus