Masyarakat kita sering dikatakan sebagai masyarakat yang religius. Tapi kenapa kok korupsi jalan terus? Orang religius adalah oran...
Orang religius adalah orang yang agamis, rajin beribadah, dan terlihat dari penampilannya (misal menggunakan jilbab, dll).
Orang yang spiritual adalah orang yang baik, bukan hanya dalam menjalankan agama/ibadah saja, tetapi ia baik dimanapun ia berada.
Bagi sebagian besar orang di dunia, agama itu ya spiritual. Dan spiritual itu ya agama. Padahal, keduanya itu tidak bisa disamakan atau dianggap sama begitu saja karena ada beberapa hal yang fundamental yang membedakannya.
Kalau demikian, lantas pakai cara atau gaya apa para spiritualis menjalankan ajaran-ajaran spiritualnya? Ya pakai gaya bebas lah :) Mau pakai gaya atau cara apa pun boleh-boleh dan syah-syah saja, asalkan maksud dan tujuan ajaran spiritualnya itu tercapai atau terlaksana. Tidak merubah dari maksud dan tujuan ajaran itu.
Umumnya spiritualis tidak memiliki pandangan yang kaku perihal sesuatu. Umumnya malah sangat terbuka dan memiliki pandangan yang bebas terhadap hal-hal lain yang berada di luar(ajaran)nya. Saking terbuka dan bebasnya, para spiritualis kadang dikesankan sebagai sekelompok orang-orang yang tidak punya pandangan tertentu terhadap dan tentang kehidupannya sendiri. Hampir-hampir mirip orang-orang yang labil dan tidak memiliki keyakinan mutlak kepada hal-hal tertentu.
Nah, jelas toh bedanya dimana? Kalau di dalam agama jelas kebebasan dalam cara dan gaya dalam melaksanakan ajaran-ajarannya itu tidak diperkenankan. Melanggar sedikit saja aturan-aturan yang sudah ditetapkan itu sudah bisa dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran agama loh. Atau kadang dianggap penodaan pada ajaran agamanya itu. Atau setidak-tidaknya, pelaksanaan agamanya itu dikategorikan tidak syah.
Seperti yang telah disinggung diatas tadi bahwa orang-orang spiritualis tidak memiliki keyakinan mutlak pada sesuatu atau pada satu hal yang tertentu atau pada satu hal yang spesifik saja, karena spiritual memang bersifat netral terhadap segala apa pun yang tidak netral. Kalau tidak netral berarti bukan spiritualis tuh. Netralitas itulah acuan ajarannya.
Untuk bisa menjaga netralitas spiritualnya, orang-orang spiritualis tidak bisa dan pastinya tidak akan terdorong untuk meyakini sesuatu secara berlebihan atau secara mutlak. Karena ketika dirinya terdorong ke suatu hal secara berlebih-lebihan, apalagi sampai main mutlak-mutlakan, maka netralitas spiritnya pasti akan tercoreng (ternoda). Tercoreng oleh sesuatu yang kemana dirinya itu terdorong. Pada keadaan yang seperti ini, netralitas spiritual diri pasti akan lenyap. Pasti! Nah, inilah landasan atau ad/artnya orang-orang spiritualis.
Setiap spiritualis harus tahu dan mengenal betul dimana batasan netral dan tidak netralnya spiritual diri. Kalau melanggar batasan netralitas spiritualnya itu maka, seketika itu juga ia terjatuh atau ia keluar dari ajaran spiritualnya. Pijakan spiritualitas dirinya hilang dan hancur. Nah loh! :) Dan kalau sudah begitu, tiada maaf bagimu, bro! :) Kalau mau kembali lagi ke jalan itu ya silahkan ngulang lagi dari awal jalan itu! Tidak bisa ujug-ujug meloncat atau menerobos masuk lagi ke tengah-tengahnya, apalagi ke ujungnya. Terpaksa harus mengulang lagi :)
Ada 6 perbedaan antara orang yang religius dan spiritual:
1. Orang religius menganggap tuhan itu ada. Orang spiritual menganggap tuhan itu hadir.
Orang yang melakukan perbuatan tidak baik karena menganggap tuhan itu hanya ada, tetapi tidak hadir. Sedangkan orang spiritual berpikir bahwa tuhan itu ada dimanapun dia berada (hadir).
2. Orang religius adalah orang yang merasa paling suci dan paling benar dibandingkan orang lain. Orang spiritual menganggap semua orang setara, mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain.
3. Orang religius mudah melihat perbedaan. Orang spiritual mudah melihat persamaan.
Karena orang religius mudah melihat perbedaan, maka orang religius membedakan dunia jadi kami dan mereka.
Sedangkan orang spiritual merasa kita ini sama. Kita semua saudara. Kita sesama hamba allah. Mudah melihat kesamaan.
4. Orang religius hanya mementingkan simbol-simbol, pakaian, ritual, dll. Orang spiritual mementingkan esensi, hakikat, dan makna bukan hanya simbol2 dll.
Orang spiritual sadar bahwa tuhan mengutus kita kebumi untuk sebuah maksud yaitu berbuat baik.
Religius adalah “caranya”, Spiritual adalah “kenapa”. Contohnya di sekolah kita diajarkan bagaimana caranya beribadah. Tapi tidak diajarkan kenapa kita beribadah. Sehingga pengajaran di sekolah telah kehilangan esensi/hakikat.
Agama jika digambarkan seperti 2 lingkaran. Lingkaran paling dalam/intinya adalah spiritualitas (why), sedangkan lingkaran paling luar adalah religiusitas (caranya).
Orang religius merasa lega setelah beribadah karena merasa sudah melaksanakan kewajibannya. Tetapi yang tidak spiritual, tidak mencegah dia untuk berbuat jelek (korupsi dll).
Orang spiritual itu “memperhatikan”, orang religius hanya “melihat”.
Orang spiritual itu “mendengarkan”, orang religius hanya “mendengar”.
5. Orang religius baik dalam urusan ibadah saja. Orang spiritual baik dalam semua urusan, karena bagi orang spiritual semua urusan adalah ibadah.
Bekerja, meng-coach bawahan dll adalah ibadah.
Simbol itu penting untuk menunjukkan siapa kita, tetapi yang lebih penting lagi adalah hakikatnya.
6. dalam spiritual tak ada ketentuan khusus tentang bagaimana seseorang itu menjalankan praktek-praktek spiritualnya. Sedangkan di dalam agama, untuk menjalankan tiap-tiap bagian dari ajarannya terdapat ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan khusus untuk menjalankannya. Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membebaskan pemeluknya dari menjalankan ajaran keagamaannya secara begitu saja tanpa ada aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang menjadi syarat atau dasar pelaksanaannya. Nah, hal inilah yang paling terang yang dijadikan pembeda utama dari ajaran-ajaran spiritualitas dan agama.
Tanpa spiritual, ibadah yang dilakukan hanya menjadi ritual semata. Ritual agama diperlukan, tapi harus dilakukan dengan kesadaran dan cinta kepada Tuhan. Religius adalah cara untuk meraih spiritual. Kita juga bisa menjadi spiritual tanpa melakukan hal-hal yang religius.
Untuk menjadi orang yang spiritual kita harus ingat dengan esensi dan hakekat kita ada di dunia ini, dan mencari makna dari setiap yang kita lakukan.
Apakah kita sudah spiritual? Hanya spiritualitas yang membuat kita bahagia.