Patung Kasmin Pahlawan Tak Dikenal Dari Tinggar. Teras sembilan ,Pahlawan tak dikenal yang dimaksud dalam sejarah Indonesia itu adalah se...
Patung Kasmin Pahlawan Tak Dikenal Dari Tinggar.
Teras sembilan,Pahlawan tak dikenal yang dimaksud dalam sejarah Indonesia itu adalah seseorang yang jelas-jelas telah ikut berjuang merebut dan atau mempertahankan kemerdekaan tanah air Indonesia kemudian gugur, namun tiada yang mengenalnya. Maka mereka tak satu pun tercatat dalam buku sejarah mana pun. Berapa ribu orang yang menjadi pahlawan tak dikenal gugur dalam kontribusinya merebut kemerdekaan negeri ini puluhan tahun yang lalu. Pahlawan tak dikenal adalah bukan saja mereka yang berjuang mengangkat senjata, namun semua orang yang terlibat dalam kancah itu disebut pahlawan. Seorang ibu yang menjadi anggota palang merah menolong para pahlawan yang berperang pun adalah pahlawan. Mereka yang disuruh kerja paksa (rodi dan romusha) hingga mati pun adalah pahlawan.
Pahlawan, dia tak pernah meminta balas jasa, penghargaan, materi, atau apa pun. Yang mereka lakukan hanya demi negaranya, demi sebuah kehormatan yang telah dirampas para koloni. Pahlawan adalah satu sosok yang selalu punya asa. Satu sosok yang berjasa. Mereka memang memiliki arti yang penting, namun dia juga akhirnya menjadi satu sosok yang begitu mudah terlupa.
Jika ada satu tanya mengusik hati, seberapa penting arti seorang pahlawan dalam kehidupan kini? Mungkin tak akan ada jawaban yang terucap. Bukan karena kita tak tahu. Bukan karena kita tak mengerti. Bukan pula karena kita tak peduli. Hanya saja, tak ada sepatah kata pun yang sanggup menjadi jawabannya. Dalam kekhusuan penghayatan yang takjim saat mengenang mereka, maka tak terasa air mata kita berlinang. Namun, betulkah semua jiwa penikmat kemerdekaan ini mampu mengenang hingga berlinangan air mata? Sudahkah para siswa-siswi kita menaikkan bendera ke ujung tiang bendera seraya hatinya khidmat dan takjim bahkan menangis mengenangnya?
Kini pahlawan itu telah tiada. Mereka hilang dalam untaian waktu yang begulir terlalu cepat. Mereka terlupakan sejalan dengan majunya perkembangan zaman. Mereka seolah menjadi tak berarti dan tak lagi dikenali, bahkan di negerinya sendiri ia telah dilupakan. Tiada lagi yang peduli. Sungguh, jangankan pahlawan lokal yang nun jauh di sana, di daerahnya sendiri hampir sebagian anak muda dan anak sekolah setempat tidak mengenalnya. Seperti pahlawan lokal yang satu ini : BapakKasmin.
Puluhan tahun yang lalu, tepatnya waktu zaman penjajahan Jepang, terjadilah satu peristiwa heroik yang dilakukan Pak Kasmin salah satu warga Tinggar Desa Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten.
Menurut cerita ayah saya sendiri yang lahir di Serang, pada tahun 1935, mengatakan bahwa Kasmin adalah orang Tinggar yang terkenal karena kejawaraannya. Ia seorang jawara dalam arti pemberani dan tidak mempan dibacok. Ketika itu, Jepang sudah menduduki seluruh antero Indonesia hingga ke pelososk-pelosok. Iring-iringan tentara Jepang menggunakan kendaraan tank baja/panser sudah menjadi pemandangan rakyat Indonesia waktu itu. Kasmin, yang gerah dan tidak rela tumpah darahnya dijajah koloni Jepang, murka. Sehingga ketika terjadi satu rombongan mobil tentara Jepang bersenjata lengkap melintas di jalan Tinggar, Kasmin menyerangnya seorang diri dengan membabi buta menggunakan senjata golok.
Datang, menyerang, perang. Kasmin melakukan kekonyolan. Perang dilakukannya seorang diri tanpa strategi dan perhitungan. Hanya bermodalkan golok dan keberanian, melawan senjata api lengkap. Tentu saja Kasmin dibombardir oleh tentara Jepang. Kasmin gugur sebagai pahlawan.
Lantas betulkah Kasmin layak disebut pahlawan? Tentu saja ya. Kasmin adalah pelaku sejarah. Sangat mutlak ia adalah seorang pahlawan. Namun mungkin Kasmin adalah pahlawan bukan pahlawan tak dikenal, tapi pahlawan yang kurang dikenal secara luas (populer). Buktinya, pernahkah Anda mendengar atau membaca kisah kepahlawanan Kasmin dari sumber bacaan atau dari mulut ke mulut? Jangankan Anda yang mungkin orang jauh dari Serang, orang Tinggar pun banyak yang belum tahu siapa Kasmin itu. Terutama kaum muda terpelejar sekalipun. Hal ini disebabkan karena seperti yang telah diungkapkan di atas. Tidak ada penanaman nilai-nilai kepahlawanan dalam bentuk cerita pahlawan terdekat dan aksi ziarah ke makam pahlawan yang dimaksud.
Namun tak mungkin Kasmin diabadikan dalam bentuk patung, apabila tanpa adanya saksi dan tanpa diketahui oleh pihak berwenang di bidang sejarah dan kepahlawanan. Untuk mengenang kepahlawanan Kasmin, maka Kasmin dibuat patung yang berdiri di atas tugu semen setinggi 1,20 M. Patung Kasmin digambarkan sesuai dengan penampilan jati dirinya sebagai jawara. Berpakaian celana sontog hitam berselendang sarung sambil mengacungkan sebilah golok yang berdarah. Terletak di sudut pertigaan jalan Pasar Tinggar Desa Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang. Dekat warung nasi Mardan, 1 km sebelah selatan Kantor Kecamatan Curug. Berikut patung Kasmin yang sempat saya foto ketika saya lewat jalan Tinggar.
Patung Kasmin memegang Golok, mengenakan laken, berselendang sarung (untuk melihat lebih besar silakan klik gambar. |
Patung Kasmin memegang Golok, mengenakan laken, berselendang sarung, berdiri di sebuah tugu di samping warung bernama Hujazi, tanpa pagar yang sempurna karena rantai besi yang mengelilingi telah rusak |
Sebelum saya singkirkan Patung Kasmin meemegang golok berbalut sebuah topi loreng. Terlihat tugu yang mulai lapuk |
Patung Kasmin dengan golok tertutup topi loreng, dilihat dari posisi belakang, menghadap jalan raya Tinggar-serang |
Golok berdarah terlihat lebih jelas, entah oleh siapa, golok yang dipegang ditumpangi topi loreng |
Saya memposting materi ini tidak sempat menanyakan kepada pihak Desa atau warga setempat tentang di mana makamnya. Dan saya juga tidak tahu, siapa yang mempunyai ide membuatkan patung itu, pihak desa, kecamatan, atau dinas terkait.
Demikian semoga bermanfaat.
sumber:petir-fenomenal.blogspot