Allah ‘azza wa jalla menciptakan manusia di atas fitrah. Allah ‘azza wa jalla berfirman, فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡر...
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٣٠
“Hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus, (tetaplah di atas) fitrah dari Allah yang menfitrahkan manusia di atasnya, tiada yang akan bisa merubah ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan orang tidak mengetahuinya.” (ar-Rum: 30)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizahullah berkata, “Fitrah adalah agama Islam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
.كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِه
“Setiap anak yang lahir, dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) (Syarah Fadhlul Islam, hlm. 111)
Perusak Fitrah
Fitrah yang suci ini tentu harus dipupuk dengan ilmu, iman, dan dijaga dari berbagai hal yang akan merusaknya. Fitrah manusia yang suci ini dirusak oleh berbagai hal yang dilakukan setan baik dari kalangan jin maupun manusia.
Dalam hadits qudsi, Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ
“Sungguh, Aku menciptakan hamba-Ku hunafa (lurus di atas tauhid) seluruhnya. Lalu setan mendatangi mereka dan menggelincirkan mereka dari agamanya.” (HR. Muslim no. 2865)
Setan ada dari kalangan jin dan manusia. Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ ٥ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ ٦
“Yang melontarkan bisikan-bisikan jelek kepada manusia.dari kalangan jin dan manusia.” (an-Nas: 5—6)
Tarbiyah Orang Tua Memiliki Andil Besar dalam Lurusnya Akidah Anak
Selain setan, tarbiyah orang tua juga memiliki andil besar dalam lurusnya akidah seorang anak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِه
“Setiap anak yang lahir, dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan menerangkan, “Ini menunjukkan, pada asalnya fitrah manusia adalah di atas Islam. Seandainya dia selamat dari tarbiyah yang jelek dan dua orang tua yang kafir, niscaya dia akan mengarah kepada agama Islam dan mengikuti para rasul. Akan tetapi, seseorang bisa sesat/menyimpang adalah karena dai-dai (yang menyeru) kepada kesesatan.” (Syarah Fadhlul Islam, hlm. 111)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzhullah juga berkata, “Seandainya manusia selamat dari penyeru-penyeru kepada kesesatan, niscaya fitrah akan menerima al-haq dan mereka akan mengikuti para rasul….”
Media Massa Sebagai Sarana Perusak Akidah
Dari ucapan asy-Syaikh Shalih al-Fauzan di atas, kita mendapat kesimpulan bahwasanya di antara yang menyebabkan rusaknya fitrah, menyimpangnya seseorang dari tauhid dan akidah yang benar adalah bermunculannya dai-dai yang menyeru kepada kesesatan.
Kemajuan teknologi di zaman sekarang ini juga dimanfaatkan para penyeru kepada kesesatan untuk melakukan propaganda dan mempromosikan kesesatan mereka. Di antara sarana yang dimanfaatkan adalah media massa.
Kalau dahulu mereka menyebarkan kesesatan mereka di mimbar dan majelis, dalam jumlah pendengar yang terbatas, kini mereka tampil menyebarkannya di berbagai media kepada jumlah orang yang tak terbatas.
Media massa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk menjangkau masyarakat yang sangat luas.
Media massa ada yang berupa media cetak, seperti koran, tabloid, majalah, buletin, dan lainnya. Media massa juga ada yang berupa media elektronik, seperti televisi dan radio. Media massa yang lain di zaman kita ini ialah media maya (online) yang terwujud dalam bentuk internet.
Ketahuilah, ketiga bentuk media massa di atas memiliki pengaruh besar dalam merusak fitrah seorang muslim.
Kemungkaran dalam Media Massa
Berbagai ragam kemungkaran yang ada dalam media massa sangatlah berpengaruh pada akidah seorang yang membaca dan melihatnya. Pengaruh tersebut selanjutnya akan menyebabkan rusaknya akidah.
Di antara kemungkaran yang ada dalam media massa yang merusak akidah umat adalah:
- Kesyirikan
Banyak media yang menyuguhkan tayangan syirik dan tulisan berbau syirik, bahkan ada majalah dan tabloid khusus “menjajakan” kesyirikan, ini sebagian bukti media massa dijadikan sarana menjajakan kesyirikan.
- Promosi Perdukunan
Perdukunan adalah satu praktik kesyirikan yang banyak digandrungi masyarakat. Di antara media yang mengandung kesyirikan adalah buku primbon dan buku mujarabat.
Dahulu dukun-dukun tidak ada yang berpromosi. Namun, kini mereka melakukan promosi di surat kabar, bahkan tanpa malu berpromosi di televisi. Para dukun yang dahulunya bersembunyi, kini tampil bak selebritis di televisi dan media lainnya. Tokoh-tokoh seperti Ki Joko Bodo, Mbah Maridjan, Mama Lauren dikenal layaknya selebritas. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dahulu seorang yang mau berdukun harus bersusah payah datang ke tempat si dukun, namun kini mereka bisa berdukun via SMS.
Bahkan, praktik perdukunan bisa meraup ratusan juta rupiah dari “program layanan perdukunan via SMS”. Tampil seorang dukun dalam satu tayangan dan berkata, “Jika Anda ingin tahu keberuntungan Anda di masa depan, ketik REG (spasi) xxxx kirim.”
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kaum muslimin seakan-akan sudah lupa tentang ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang yang mendatangi dukun, atau bertanya kepada mereka, memercayai mereka.
Mungkin masih terlintas di ingatan kita, bagaimana media massa mempopulerkan Ponari yang mereka anggap tahu yang gaib dan diberi julukan “dukun cilik”.
- Siaran Ritual Syirik
Kesyirikan yang seharusnya diingkari dan dihilangkan justru menjadi satu ritual budaya yang disiarkan berbagai media. Akhirnya, tidak ada lagi kebencian kepada syirik sebagaimana yang diajarkan oleh agama. Generasi muda dan anak-anak tumbuh dalam keadaan demikian.
Media-media saat ini banyak mempertontonkan acara yang akan merusak akidah muslim: pocong, penampakan, sihir, dan semisalnya. Media mempertontonkan bahwa tokoh politik A sowan ke Mbah B, selebritis C sering datang ke penasihat spiritualnya, Eyang D, yang notabene adalah dukun dan tukang ramal.
Disiarkan dan ditayangkan pula praktik pengobatan alternatif yang mengandung kesyirikan, seperti memindahkan penyakit ke hewan dan lainnya.
Demikianlah berbagai praktik, acara, dan ritual syirik disuguhkan kepada masyarakat, yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam kubang kesyirikan.
Hampir semua media cetak menampilkan zodiak; meramal rezeki seseorang, jodoh, dan peruntungan lainnya. Ini adalah satu perkara yang sangat batil karena sudah melanggar perkara iman kepada yang gaib. Masalah rezeki dan jodoh adalah urusan gaib, tidak boleh seseorang meramal atau mengaku-aku tahu urusannya.
- Promosi Paham Sesat
Banyak paham sesat yang tumbuh berkembang melalui media massa. Bahkan, hampir setiap kelompok sesat memiliki media untuk menyebarkan paham mereka baik dalam bentuk televisi, radio, atau minimalnya website. Mereka pun menerbitkan buku-buku untuk menyebarkan kesesatan mereka.
Media massa adalah sarana yang paling ideal bagi kaum liberal untuk menjajakan paham liberal. Kita telah mendengar bagaimana JIL (Jaringan Islam Liberal) dengan bebasnya memaparkan paham mereka di hadapan umat, dalam dialog, ceramah dan tulisan di surat kabar.
- Mengikis Prinsip al-Wala wal Bara
Prinsip al-wala wal-bara adalah satu prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun, media massa telah banyak memberi andil dalam mengikis prinsip ini. Umat digiring untuk menerima propaganda bahwa semua agama itu sama.
Lebih-lebih saat ini, umat digiring untuk berbasa-basi dengan Nasrani, mengucapkan selamat kepada mereka, mengadiri acara Natal, bahkan membantu perayaan hari raya mereka. Padahal Allah ‘azza wa jalla berfirman, menjelaskan ciri-ciri hamba yang beriman,
وَٱلَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri zur.” (al-Furqan: 72)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata bahwa maksudnya ialah tidak menghadiri hari raya mereka.
Para ulama pun telah menegaskan haramnya memberikan ucapan selamat kepada orang-orang kafir dalam perayaan hari besar mereka.
Demikianlah kenyataan yang ada di sekitar kita.
Oleh karena itu, kita harus terus bersemangat belajar tauhid dan bersemangat mendakwahi umat tentang pentingnya tauhid dan bahaya syirik. Kita harus tahu bahwa setan akan terus berusaha merusak akidah dengan menjajakan kesyirikan dan kesesatan di tengah-tengah umat.
Kita juga sangat berharap kepada instansi terkait agar melarang tayangan, acara, promo, dan tulisan yang mengandung kesyirikan dan penyimpangan.
Seorang muslim hendaknya berusaha kuat menjaga kesucian akidahnya. Di antara wujud penjagaan tersebut adalah selektif mencari bahan bacaan dan informasi yang masuk, serta menjauhi media massa yang menyuguhkan berbagai kesesatan yang akan merusak akidahnya.
Kata para ulama kita,
الْقُلُوبُ ضَعِيفَةٌ وَالشُّبُهَاتُ خَطَّافَةٌ
Kalbu itu lemah, sedangkat syubahat gampang menyambar (menyesatkan).
Mudah-mudahan Allah ‘azza wa jalla terus memberikan hidayah dan keistiqamahan kepada kita semua.
Amin ya Rabbal alamin.
Ditulis oleh Al-Ustadz Abdur Rahman Mubarak